Tradisi yang dilarang ketika panen buah rambutan

September adalah awal mula cuaca musim hujan berlangsung, semua wilayah di Aceh khususnya diguyurkan badai dan hujan lebat di setiap daerah sehingga melanda musibah kebanjiran, dibalik fenomena tersebut dapat pula diambil hikmah yang terbaik, bahwa segala pepohonan pun mulai tumbuh menghijau sehingga membuat suasana sejuk dan segar.

Hari libur pun telah tiba, ingin rasanya hati bertamasya melihat keindahan cagar alam disekitarnya. Kecamatan Geurudong Pasee adalah daerah yang kami kunjungi, daerah ini bertepatan di Kabupaten Aceh Utara, wilayah tersebut sangatlah banyak keanekaragaman pepehonan dan keindahan alam yang sangat luar biasa.

Alasan kami memilih area tersebut karena area luas dan banyak jenis pohon yang berbuah seperti durian, langsat, rambe, rambutan, sawit dan lainnya. Selain kebun milik warga, pemerintah juga mengambil alih area bercocok tanam di bidang pertanian yaitu dinas pertanian bekerja sama dengan masyarakat dalam hal pemberdayaan tanaman rambutan.

Lahan perkebunan yang sangat luas khusus tanaman rambutan milik bersama dari penerintah daerah Aceh Utara membuat pengunjung datang untuk menikmati rasa buah rambutan gratis langsung dikebun tersebut, pekerja yang merangkai buah rambutan pun terlihat dibawah pohon yang dikelilingi ribuan buah rambutan yang telah dipanen. 

Tradisi yang dilarang ketika panen buah rambutan pada setiap pengunjung yang datang adalah dilarang keras memetik buah rambutan dari pohonnya karena dapat menyebabkan pohon mandul untuk berbuah dimasa depannya.. Wah apakah ini mitos atau bukan, karena inilah bahasa yang kami dengar pada setiap pemilik kebun rambutan.

Cara panen buah rambutan adalah dengan memotong batang pada setiap karang buahnya, tidak boleh memetik langsung. Buah yang dipetik oleh tukang ahli panenlah yang bisa diambil untuk dimakan. Kita pengunjung tugasnya menunggu dan makan makan makan....wkwk.

y

0 Comments